Jumat, 30 September 2016




EJAAN YANG DI SEMPURNAKAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari dosen semester I

Mata Kuliah:
Teknik Penulisan Karya Ilmiah




 

Oleh :

Farid Nidomul Ihsan
Fathul Huda

Dosen pengampu :
Ranggi Ramadhani Ilminisa, M.Pd


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AT-TAHDZIB (STAIA)
JURUSAN TARBIYAH PRODI MPI
REJOAGUNG NGORO JOMBANG









KATA PENGANTAR

Bismilla hirrokhmanirrikhim.
Puji syukur kehadirat Allah swt yang maha pengasih lagi maha penyayang, ata segala rahmat,taufiq serta hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telelah di tentukan.
Dimulai  dari niat yang tulus di dalam menjalankan kewajiban, bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, penyusunan makalah ini dapat terselesaikan, meskipaun  penulis  sadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, disebabkan keterbatasan keilmuan dan pengetahuan penulis.Maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
            Penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang senantiasa memberikan arahan dan bimmbingan kepada penulis. Dalam hal ini peulis tidak dapat membberikan imbalan suatu apapun, hanya iringan do’a  JAZAKUMULLAHU KHAIRATI WASA’ADATID DUN YA WAL AKHIRAH. Amin.
            Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan siapa saja yang membaca.Amin.












DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………     1
DAFTAR ISI.................................................................................................................        2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………...     3
A.    Latar Belakang.............................................................................................         3
B.     Rumusan Masalah…………………………………………………………..       3
C.     Tujuan Masalah……………………………………………………………..       3
BAB II  PEMBAHASAN……………………………………………………………...      4
A.    Penulisan Huruf Kapital…………………………………………………….      4
B.     Penulisan Huruf Miring……………………………………………………..      5
C.     Penulisan unsur Serpan……………………………………………………..       6
D.    Penulisan Angka…………………………………………………………….      6
E.     Pemakaian Tanda Baca……………………………………………………...      6
F.      Pengertian Kalimat………………………………………………………….      8
G.    Unsur Kalimat……………………………………………………………….      9
H.    Ciri-ciri Kalimat Efektif……………………………………………………..      10
BAB III  PENUTUP……………………………………………………………………     12
A.    Kesimpulan………………………………………………………………….      12
B.     Saran………………………………………………………………………...      12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...     13







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Seiring dengan era globalisasi yang semakin lama semakin berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, khususnya dalam penggunaan bahasa sehari – hari yang mulai tampak luntur, dengan tidak adanya berpedoman dalam ejaan bahasa Indonesia yang disempuranakan. Untuk itu kita sebagai mahasiswa Indonesia sepatutnya kita menjaga kelestarian bahasa bangsa kita yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.
Dengan adanya mata kuliah ini dimaksudkan agar mahasiswa lebih peduli dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baku dalam bahasa tulis maupun bahasa lisan di kerumunan masyarakat Indonesia yang memiliki keanekaragaman bahasa, dan dapat menjaga kemurnian  sesuai dengan pedoman yang ada.

B.     Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini sebagai berikut:
1.      Bagaimana cara penulisan huruf  kapital, huruf miring, unsur serapan, angka, dan tanda baca yang benar ?
2.      Apa pengertian kalimat dan unsur kalimat ?
3.      Apa ciri – ciri  kalimat efektif ?

C.    Tujuan masalah
Adapun tujuan masalah makalah ini sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui tata cara tentang penulisan huruf  kapital, huruf miring, unsurserapan, angka, dan tanda baca
2.      Untuk mengetahui pengertian kalimat dan unsur – unsur kalimat
3.      Untuk mengetahui ciri – ciri kalimat efektif






BAB II
PEMBAHASAN
A.  EJAAN YANG TELAH DISEMPURNAKAN
Pengertian
Yang dimaksud dengan ejaan adalah kaidah cara menggambarkan atau melambangkan bunyi-bunyi ujaran (kata, kalimat, dan sebagainya) dan bagaimana hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa).secara teknis, ejaan mencakup penulian huruf (huruf kapital dan huruf miring), penulisan kata, penulisan unsur serapan, penulisan angka,dan pemakaian tanda baca.
a.      Penulisan Huruf  Kapital
Dalam kaidah penulisan huruf  besar (kapital) dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu:
1.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Missalnya :Dia membaca buku
2.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Missalnya:”Kemarin engkau terlambat,” katanya
3.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termsuk kata gamti Tuhan. Misalnya: Islam, Kristen, Quran,Alkitab, dll
4.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang di ikuti nama orang. Misalnya: Mahaputra Yamin, Sultan hasanuddin, dll
5.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsure nama jabatan yang di ikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orng tertentu. Misalnya: Wakil Presiden Adam Malik, Gubernur Jawa Tengah, dll.
6.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertamanama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya. Misalnya: siding itu di pimpin oleh Presiden Republik Indonesia,dll.
7.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Misalnya:Amir Hamzah,dll.
8.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau ukuran. Misalnya: N – Newton,dll.
9.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertma nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misanya: suku Sunda,dll.
10.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya. Misalya: tahun Hijriyah, bulan Agustus,dll.
11.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur peristiwa sejarah. Misalnya: Perang Candu,dll.
12.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsu-unsur nama diri geografi. Misalnya: Banyuwangi, Cirebon,dll.
13.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama geografi yang diikuti nama diri geografi. Misalnya: Bukit Barisan, Danau Toba,dll.
14.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya. Misalnya: ukiran Jepang, tari Melayu,dll.
15.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsure nama resmi Negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali kata tugas, seperti, dan, oleh, atau, dan untuk. Misalnya: Republik Indonesia, Deparemen Keuangan, dll.
16.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dsn judul karangan. Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu social, dll.
17.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya: Bacalah majalah Bahasa dan Sastra, Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan,dll.
18.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsure singktan nama gelar, pangkat dan sapaan yang digunakan dengan nama diri. Misalny: Dr. – doktor, S.E. – sarjana ekonomi, dll.
19.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudra kakak, adi dan paman, yang digunakan dalam penyapaan atau pengacuan. Misalnya: Adik bertanaya, “Itu apa, Bu?”, Besok Paman akan datang, dll.
20.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan. Misalnya: Siapa nama Anda?, Dari mana Anda?, dll.


b.      Penulisan Huruf  Miring
Huruf miring digunakan untuk :
1.      Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya: Berita itu muncul dalam surat kabar Suara Merdeka.
2.      Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata. Misalnya: Huruf pertama abad adalah a.
3.      Menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia. Misalnya: Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mngostana.

c.       Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, seperti Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffleshuttle cock, dan de l'homme par l'homme. Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.Dalam hal itu, diusahakan ejaannya disesuaikan dengan Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga agar bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.

d.      Penulisan Angka
Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata. Angka dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Angka Arab                  : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi         : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000), V (5.000), M (1.000.000)

e.       Penulisan Tanda Baca
-          Tanda Titik (.)
Penulisan tanda titik di pakai pada :
·       Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
·       Akhir singkatan nama orang.
·       Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
·       Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum.Bila singkatan itu terdiri atas tiga hurus atau lebih dipakai satu tanda titik saja.
·       Dipakai untuk memisahkan bilangan atau kelipatannya.
·       Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
·       Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
·       Tidak dipakai pada akhir judulyang merupakan kepala karangan atau ilustrasi dan tabel.

-          Tanda koma (,)
Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan :
·      Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
·      Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
·      Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
·      Digunakan untuk memisahkan kata seperti : o, ya, wah, aduh, dan kasihan.
·      Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
·      Dipakai diantara : (1) nama dan alamat, (2) bagina-bagian alamat, (3) tempat dan tanggal, (4) nama dan tempat yang ditulis secara berurutan.
·      Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
·      Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
·      Menghindari terjadinya salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
·      Dipakai di antara bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
·      Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
·      Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau seru.

-       Tanda Titik Tanya ( ? )
Tanda tanya dipakai pada :
·       Akhir kalimat tanya.
·       Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang diragukan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.



-       Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dugunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat.

-       Tanda Titik Koma ( ; )
Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.üMemisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

-       Tanda Titik Dua ( : )
Tanda titik dua dipakai :
·         Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.
·         Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
·         Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan
·         Di antara jilid atau nomor dan halaman
·         Di antara bab dan ayat dalam kitab suci
·         Di antara judul dan anak judul suatu karangan.
·         Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

-       Tanda Elipsis (…)
Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dibuang.Jika yang dibuang itu di akhir kalimat, maka dipakai empat titik dengan titik terakhir diberi jarak atau loncatan.

-       Tanda Garis Miring ( / )
Tanda garis miring ( / ) di pakai :
·       Dalam penomoran kode surat.
·       Sebagai pengganti kata dan,atau, per, atau nomor alamat.
-       Tanda Penyingkat atau Apostrof ( „)
·       Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan sebagian huruf.
·       Tanda Petik Tunggal ( „…‟ )
·       Tanda petik tunggal dipakai :
·       Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
·       Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

-       Tanda Petik ( “…” )
Tanda petik dipakai :
·      Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus, kiasan atau yang belum.
·      Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat.
·      Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.

B.  KALIMAT

a)  Pengertian
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, tuturan (kalimat dalam bentuk tulis) diucapkan dengan nada naik-turun, keras-lembut disela jeda, dan diakhiri intonasi akhir.dalam wujud tulis, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru.kadang kala,Ditengah-tengahnya terdapat tanda baca lain seperti titk dua, titik koma, dan tanda pisah. Tanda titik,tanda tanya, dan tanda seru dalam bahasa tulis sepadan dengan intonasi akhir dalam bahasa lisan,sedangkan tanda baca lain dalam bahasa tulis sepadan dengan jeda dalam bahasa lisan.
Contoh : Mengapa Arya tidak hadir pada reuni kemarin?
Kalimat minimal terdiri atas unsur subjek dan predikat sebagai unsur wajibdisamping itu, didalam terdapat kata atu kelompok kata yang dapat dihilangkan tanpa mempengaruhi unsur yang tersisa sebagai kalimat.

b)  Unsur – Unsur Kalimat
Adapun unsur-unsur kalimat adalah sebagai berikut :
1.  Subjek
Subjek adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan penulis. Subjek berkategori nominal (N), frasa nominal (FN), atau verba (V).
Contoh : Toro sedang tidur
2.  Predikat
Predikat adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis tentang subjek.Predikat biasanya berkategori verba (V), frasa verbal (FV), adjektiva (Adj), frasa adjektival (FAdj), frasa numeral (Fnum), frasa prepoposional (FPrep), dan frasa nominal (FN),
Contoh : kemal tidur



3.  Objek
Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi kata kerja sebagai hasil perbuatan yang dikenai perbuatan yang menerima atau yang diuntungkan oleh perbuatan. Objek terletak setelah predikat berverba aktif transitif (ditandai dengan –kan, -i, men-).
Contoh : Susi mencintai aku
4.  Pelengkap
Pelengkap atau komplemen berbeda dengan objek.pelengkap tidak bisa menjadi subjek jika kalimat dipasifkan.Predikat yang diikuti pelengkap adalah kata yang berimbuhan ber-, ter-, ber-an, ber-kan, dan kata-kata khusus, seperti merupakan, berdasarkan, dan menjadi.
5.  Keterangan
Keterangan adalah bagian kalimat yang bukan merupakan inti kalimat.Fungsinya meluaskan atau membatasi makna subjek atau predikat.
Contoh : Sukreni tinngal di Bali.

C. KALIMAT EFEKTIF
1)  Pengertian
Dalam menulis, penulis seyogyanya menyampaikan pikirannya dalam rangkaian kalimat efektif. Setiap kalimat yang disusunnya hendaknya mudah difahami, singkat, dan jelas. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang menyampaikan informasi yang sama dengan informasi yang diterima pembaca.
2)  Ciri-Ciri
Kalimat dinyatakan efektif  jika memiliki ciri-ciri kesatuan gagasan, kesepadanan, ketegasan, ketepatan, kebenaran struktur, dan keringkasan
1)   Kesatuan Gagasan
Kalimat efektif hanya mengandung satu gagasan,jadi dalam satu kalimat itu terdapat informasi yang hanya mengandung satu gagasan.
2)   Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran (gagasan) dengan struktur kalimat.untuk menghasilkan kalimat yang mengandung kesepadanan, perlu diperhatikan hal-hal berikut :
Ø Kalimat memiliki subjek dan predikat yang jelas.
Ø Kata depan tidak berada di depan subjek.
Ø Konjungsi intra kalimat tidak dipakai didalam kalimat tunggal
Ø Predikat tidak didahilui konjungsi yang
Ø Subjek tidak ganda

3)   Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaa bentuk atau makna yang digunakan didalam kalimat.antara kalimat satu dengan kalimat yang lain itu padu dan adanya kesejajaran makna.
Contoh : atma jaya terpercaya dan terjamin kualitasnya
4)   Kehematan
Kalimat efektif bercirikan tidak menggunakan kata-kata yang tidak diperlukan. Carauntuk menghemat kata adalah dengan tidak mengulangsubjek , tidak mamakai bentuk superordinate, tidak menggunakan katabersinonim,dan tidak menjamakkan kata yang sudahmenggunakan bentuk jamak
5)   Kelogisan
Kalimat dikatakan efektif jika dapay diterima oleh akal sehat, maksudnya, seseorang yang  membaca atau mendengarkan itu faham dan bisa menyimpulkannya.
Contoh : taman ini dibangun setelah ratusan rumah penduduk digusur
6)   Kecermatan
Kalimat efektif ditulissecaracermat, tepatdalam diksi sehingga tidak menimbulkan tafsirganda. Penempatan unsur-unsurkalimat yang tepatakan membantu pembaca untuk memahamimaknakalimat secara jelastanpamenimbulkantafsir ganda.
Contoh : mahasiswa yang berasaldari perguruan tinggi yang terkenal itumenjadi putri Indonesia tahun ini
7)   Kebervariasian
Kalimatyangefektif menunjukkanpenggunaan kalmiat yang tidak monoton. Kalimat yang digunakan sebaiknya bervariasi dengan memanfaatkan jenis-jenis kalimat yang ada dalam bahasa Indonesia. Selain itu, variasi dalam panjang pendek kalimat dan penggantian unsur diawal kalimat juga menandakan ke efektifan kalimat.
Contoh : anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang orang tua
8)   Ketegasan
Ketegasan dapat dinyatakan dengan memberi penonjolann atau penekanan pada  ide pokok kalimat. Untuk menonjolkan atau  menekankan ide pokok dapat dilakukan cara berikut.
·         Meletakan kata yang ditonjolkan didepan kalimat.
·         Mengurutkan kata secara bertahap
·         Mempertentangkan ide yang ditonjolkan
·         Menggunakan partikel penekanan
·         Mengulang kata
9)   Ketepatan
Setiap kata yang digunakan perlu dipilah secara tepat dan cermat sehingga dapat mewakili tujuan maksud, atau pesan penulis.
10)  Kebenaran struktur
Maksudnya unsur-unsur yang digunakan dalam kalimat tidak memakai unsuur-unsur asing atau daerah
11)  Keringkasan
Dalam menulis ditemukan pemakaian kata dan kelompok yang sebenarnya memiliki makna yang sama




















BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
       Berdasarkan data yang dianalisis di atas, kesalahan ejaan dan kalimat tampak seperti hal yang lumrah terjadi di tempat-tempat  umum. Data di atas hanya sebagian kecil dari begitu banyaknya kesalahan yang terdapat tempat umum.Kesalahan berbahasa terjadi secara sistematis kerena belum dikuasainya sistem kaidah bahasa yang bersangkutan. Kesalahan ejaan umumnya mencakup kesalahan tanda baca, kesalahan penggunaan kata baku, dan  kesalahan prefiks. Sedangkan kesalahan kalimat mencakup kesalahan struktur dan kesalahan prinsip pemilihan kata.
       Kesalahan-kesalahan akan terlihat jelas apabila kita menganalisis dan mengembalikannya atau mengacu pada sistem kaidah yang berlaku. Berbahasa tidak hanya terhenti pada aspek makna (pokoknya dimengerti).Namun, sebagai bahasa ilmu, aspek gramatikal merupakan suatu hal yang tidak boleh dikesampingkan.Jadi, setiap kalimat yang dibangun harus memenuhi syarat gramatikal.
B.  Saran
Berdasarkan makalah diatas, perlu adanya peningkatan pemahaman penulisan yang sesuai dengan kaidah EYD.Tujuannya agar terciptanya ragam kebahasaan yang efektif, mudah dipahami, dan benar dilihat dari struktur serta ejaannya.
















DAFTAR PUSTAKA

Wijayanti, Sri Haspati, dkk. 2013. Bahasa Indonesia, Penulisan dan Penyajian Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: PT Raja Grafindo Perseda.