EJAAN YANG
DI SEMPURNAKAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas dari dosen semester I
Mata Kuliah:
Teknik
Penulisan Karya Ilmiah
Oleh :
Farid Nidomul Ihsan
Fathul Huda
Dosen pengampu :
Ranggi Ramadhani
Ilminisa, M.Pd
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM AT-TAHDZIB (STAIA)
JURUSAN TARBIYAH PRODI
MPI
REJOAGUNG NGORO JOMBANG
KATA PENGANTAR
Bismilla hirrokhmanirrikhim.
Puji syukur kehadirat Allah swt yang maha
pengasih lagi maha penyayang, ata segala rahmat,taufiq serta hidayah Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telelah di
tentukan.
Dimulai dari niat yang tulus di dalam menjalankan
kewajiban, bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, penyusunan makalah ini
dapat terselesaikan, meskipaun
penulis sadari bahwa penyusun
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, disebabkan keterbatasan keilmuan dan
pengetahuan penulis.Maka saran dan kritik yang
konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
Penulis ucapkan terimakasih kepada
dosen pengampu yang senantiasa memberikan arahan dan bimmbingan kepada penulis.
Dalam hal ini peulis tidak dapat membberikan imbalan suatu apapun, hanya
iringan do’a JAZAKUMULLAHU KHAIRATI WASA’ADATID DUN YA WAL
AKHIRAH. Amin.
Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan siapa saja yang membaca.Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………... 3
A. Latar Belakang............................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….. 3
C. Tujuan Masalah…………………………………………………………….. 3
BAB II
PEMBAHASAN……………………………………………………………... 4
A. Penulisan Huruf Kapital……………………………………………………. 4
B. Penulisan Huruf Miring…………………………………………………….. 5
C. Penulisan unsur Serpan…………………………………………………….. 6
D. Penulisan Angka……………………………………………………………. 6
E. Pemakaian Tanda Baca……………………………………………………... 6
F. Pengertian Kalimat…………………………………………………………. 8
G. Unsur Kalimat………………………………………………………………. 9
H. Ciri-ciri Kalimat Efektif…………………………………………………….. 10
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………… 12
A. Kesimpulan…………………………………………………………………. 12
B. Saran………………………………………………………………………... 12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Seiring dengan era globalisasi yang semakin lama semakin berpengaruh
dalam kehidupan masyarakat, khususnya dalam penggunaan bahasa sehari – hari
yang mulai tampak luntur, dengan tidak adanya berpedoman dalam ejaan bahasa
Indonesia yang disempuranakan. Untuk itu kita sebagai mahasiswa Indonesia
sepatutnya kita menjaga kelestarian bahasa bangsa kita yang sesuai dengan ejaan
yang disempurnakan.
Dengan adanya mata kuliah ini dimaksudkan agar mahasiswa lebih peduli
dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baku dalam bahasa tulis maupun bahasa
lisan di kerumunan masyarakat Indonesia yang memiliki keanekaragaman bahasa,
dan dapat menjaga kemurnian sesuai
dengan pedoman yang ada.
B. Rumusan
masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini sebagai
berikut:
1.
Bagaimana cara penulisan huruf kapital, huruf miring, unsur serapan, angka,
dan tanda baca yang benar ?
2. Apa pengertian kalimat dan unsur kalimat ?
3. Apa ciri – ciri kalimat efektif ?
C. Tujuan
masalah
Adapun tujuan masalah makalah ini sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui tata cara tentang
penulisan huruf kapital, huruf miring,
unsurserapan, angka, dan tanda baca
2. Untuk mengetahui pengertian kalimat dan
unsur – unsur kalimat
3. Untuk mengetahui ciri – ciri kalimat
efektif
BAB II
PEMBAHASAN
A. EJAAN YANG
TELAH DISEMPURNAKAN
Pengertian
Yang dimaksud dengan ejaan adalah kaidah cara menggambarkan atau melambangkan
bunyi-bunyi ujaran (kata, kalimat, dan sebagainya) dan bagaimana hubungan
antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu
bahasa).secara teknis, ejaan mencakup penulian huruf (huruf kapital dan huruf
miring), penulisan kata, penulisan unsur serapan, penulisan angka,dan pemakaian
tanda baca.
a. Penulisan
Huruf Kapital
Dalam kaidah penulisan huruf
besar (kapital) dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu:
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
kata pada awal kalimat. Missalnya :Dia membaca buku
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
petikan langsung. Missalnya:”Kemarin engkau terlambat,” katanya
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan,
termsuk kata gamti Tuhan. Misalnya: Islam, Kristen, Quran,Alkitab,
dll
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang di ikuti nama orang.
Misalnya: Mahaputra Yamin, Sultan hasanuddin, dll
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsure nama jabatan yang di ikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang
digunakan sebagai pengganti nama orng tertentu. Misalnya: Wakil Presiden
Adam Malik, Gubernur Jawa Tengah, dll.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertamanama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.
Misalnya: siding itu di pimpin oleh Presiden Republik Indonesia,dll.
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur-unsur nama orang. Misalnya:Amir Hamzah,dll.
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
singkatan nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau ukuran. Misalnya: N
– Newton,dll.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertma
nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misanya: suku Sunda,dll.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
nama tahun, bulan, hari, dan hari raya. Misalya: tahun Hijriyah, bulan Agustus,dll.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur-unsur peristiwa sejarah. Misalnya: Perang Candu,dll.
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsu-unsur nama diri geografi. Misalnya: Banyuwangi, Cirebon,dll.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur-unsur nama geografi yang diikuti nama diri geografi. Misalnya: Bukit
Barisan, Danau Toba,dll.
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
nama diri atau nama diri geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan
kekhasan budaya. Misalnya: ukiran Jepang, tari Melayu,dll.
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
semua unsure nama resmi Negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan,
dan nama dokumen resmi, kecuali kata tugas, seperti, dan, oleh, atau,
dan untuk. Misalnya: Republik Indonesia, Deparemen Keuangan,
dll.
16. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi,
lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dsn judul karangan. Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu social, dll.
17. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku,
majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari,
dan yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya: Bacalah majalah Bahasa dan Sastra, Dia adalah agen surat kabar
Sinar Pembangunan,dll.
18. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsure singktan nama gelar, pangkat dan sapaan yang digunakan dengan nama diri.
Misalny: Dr. – doktor, S.E. – sarjana ekonomi, dll.
19. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
kata petunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudra kakak, adi
dan paman, yang digunakan dalam penyapaan atau pengacuan. Misalnya: Adik
bertanaya, “Itu apa, Bu?”, Besok Paman akan datang, dll.
20. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
kata Anda yang digunakan dalam penyapaan. Misalnya: Siapa nama Anda?,
Dari mana Anda?, dll.
b. Penulisan
Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk :
1. Menuliskan nama
buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya: Berita itu muncul dalam surat
kabar Suara Merdeka.
2. Menegaskan dan
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata. Misalnya: Huruf pertama abad adalah
a.
3. Menuliskan kata atau ungkapan yang bukan
bahasa Indonesia. Misalnya: Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia
mngostana.
c. Penulisan
Unsur Serapan
Dalam perkembangannya,
bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa, baik dari bahasa daerah
maupun dari bahasa asing, seperti Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan
Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia
dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum
sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle
cock, dan de l'homme par l'homme. Unsur-unsur itu dipakai dalam
konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih
mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.Dalam hal itu, diusahakan ejaannya
disesuaikan dengan Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga agar
bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
d. Penulisan
Angka
Bilangan dapat
dinyatakan dengan angka atau kata. Angka dipakai sebagai lambang bilangan atau
nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000), V (5.000), M (1.000.000)
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000), V (5.000), M (1.000.000)
e. Penulisan
Tanda Baca
-
Tanda Titik (.)
Penulisan tanda titik di pakai pada :
·
Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
·
Akhir singkatan nama orang.
·
Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
·
Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum.Bila singkatan itu
terdiri atas tiga hurus atau lebih dipakai satu tanda titik saja.
·
Dipakai untuk memisahkan bilangan
atau kelipatannya.
·
Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
·
Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar.
·
Tidak dipakai pada akhir judulyang merupakan kepala karangan atau
ilustrasi dan tabel.
-
Tanda koma (,)
Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan
:
·
Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
·
Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang
didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
·
Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya.
·
Digunakan untuk memisahkan kata seperti : o, ya, wah, aduh, dan kasihan.
·
Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
·
Dipakai diantara : (1) nama dan alamat, (2) bagina-bagian alamat, (3)
tempat dan tanggal, (4) nama dan tempat yang ditulis secara berurutan.
·
Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
·
Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
·
Menghindari terjadinya salah baca di belakang keterangan yang terdapat
pada awal kalimat.
·
Dipakai di antara bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
·
Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
·
Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda
tanya atau seru.
-
Tanda Titik Tanya ( ? )
Tanda tanya dipakai pada :
·
Akhir kalimat tanya.
·
Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
diragukan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
-
Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dugunakan sesudah ungkapan atau
pertanyaan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
dan rasa emosi yang kuat.
-
Tanda Titik Koma ( ; )
Memisahkan bagian-bagian kalimat yang
sejenis dan setara.üMemisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk
sebagai pengganti kata penghubung.
-
Tanda Titik Dua ( : )
Tanda titik dua dipakai :
·
Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.
·
Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.
·
Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan
·
Di antara jilid atau nomor dan halaman
·
Di antara bab dan ayat dalam kitab suci
·
Di antara judul dan anak judul suatu karangan.
·
Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap
yang mengakhiri pernyataan.
-
Tanda Elipsis (…)
Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat
yang terputus-putus dan menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang
dibuang.Jika yang dibuang itu di akhir kalimat, maka dipakai empat titik dengan
titik terakhir diberi jarak atau loncatan.
-
Tanda Garis Miring ( / )
Tanda garis miring ( / ) di pakai :
·
Dalam penomoran kode surat.
·
Sebagai pengganti kata dan,atau, per, atau nomor alamat.
-
Tanda Penyingkat atau Apostrof ( „)
·
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan sebagian huruf.
·
Tanda Petik Tunggal ( „…‟ )
·
Tanda petik tunggal dipakai :
·
Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
·
Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
-
Tanda Petik ( “…” )
Tanda petik dipakai :
·
Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus, kiasan
atau yang belum.
·
Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam
kalimat.
·
Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau
bahan tertulis lain.
B. KALIMAT
a) Pengertian
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis,
yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, tuturan (kalimat dalam
bentuk tulis) diucapkan dengan nada naik-turun, keras-lembut disela jeda, dan
diakhiri intonasi akhir.dalam wujud tulis, kalimat diawali dengan huruf kapital
dan diakhiri dengan tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru.kadang kala,Ditengah-tengahnya
terdapat tanda baca lain seperti titk dua, titik koma, dan tanda pisah. Tanda
titik,tanda tanya, dan tanda seru dalam bahasa tulis sepadan dengan intonasi
akhir dalam bahasa lisan,sedangkan tanda baca lain dalam bahasa tulis sepadan
dengan jeda dalam bahasa lisan.
Contoh : Mengapa Arya tidak hadir pada
reuni kemarin?
Kalimat minimal terdiri atas unsur subjek dan predikat sebagai unsur
wajibdisamping itu, didalam terdapat kata atu kelompok kata yang dapat
dihilangkan tanpa mempengaruhi unsur yang tersisa sebagai kalimat.
b) Unsur – Unsur Kalimat
Adapun unsur-unsur kalimat adalah sebagai
berikut :
1. Subjek
Subjek adalah bagian kalimat yang menandai
apa yang dinyatakan penulis. Subjek berkategori nominal (N), frasa nominal
(FN), atau verba (V).
Contoh : Toro sedang tidur
2. Predikat
Predikat adalah bagian kalimat yang
menandai apa yang dinyatakan oleh penulis tentang subjek.Predikat biasanya
berkategori verba (V), frasa verbal (FV), adjektiva (Adj), frasa adjektival
(FAdj), frasa numeral (Fnum), frasa prepoposional (FPrep), dan frasa nominal
(FN),
Contoh : kemal tidur
3. Objek
Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi
kata kerja sebagai hasil perbuatan yang dikenai perbuatan yang menerima atau
yang diuntungkan oleh perbuatan. Objek terletak setelah predikat berverba aktif
transitif (ditandai dengan –kan, -i, men-).
Contoh : Susi mencintai aku
4. Pelengkap
Pelengkap atau komplemen berbeda dengan
objek.pelengkap tidak bisa menjadi subjek jika kalimat dipasifkan.Predikat yang
diikuti pelengkap adalah kata yang berimbuhan ber-, ter-, ber-an, ber-kan, dan
kata-kata khusus, seperti merupakan, berdasarkan, dan menjadi.
5. Keterangan
Keterangan adalah bagian kalimat yang bukan
merupakan inti kalimat.Fungsinya meluaskan atau membatasi makna subjek atau
predikat.
Contoh : Sukreni tinngal di Bali.
C. KALIMAT
EFEKTIF
1) Pengertian
Dalam menulis, penulis seyogyanya menyampaikan
pikirannya dalam rangkaian kalimat efektif. Setiap kalimat yang disusunnya
hendaknya mudah difahami, singkat, dan jelas. Dengan kata lain, kalimat efektif
adalah kalimat yang menyampaikan informasi yang sama dengan informasi yang
diterima pembaca.
2) Ciri-Ciri
Kalimat dinyatakan efektif jika
memiliki ciri-ciri kesatuan gagasan, kesepadanan, ketegasan, ketepatan,
kebenaran struktur, dan keringkasan
1) Kesatuan
Gagasan
Kalimat efektif hanya mengandung satu
gagasan,jadi dalam satu kalimat itu terdapat informasi yang hanya mengandung
satu gagasan.
2) Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran
(gagasan) dengan struktur kalimat.untuk menghasilkan kalimat yang mengandung
kesepadanan, perlu diperhatikan hal-hal berikut :
Ø Kalimat memiliki subjek dan predikat yang
jelas.
Ø Kata depan tidak berada di depan subjek.
Ø Konjungsi intra kalimat tidak dipakai
didalam kalimat tunggal
Ø Predikat tidak didahilui konjungsi yang
Ø Subjek tidak ganda
3) Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaa bentuk atau makna yang digunakan didalam
kalimat.antara kalimat satu dengan kalimat yang lain itu padu dan adanya
kesejajaran makna.
Contoh : atma jaya terpercaya dan terjamin
kualitasnya
4) Kehematan
Kalimat efektif bercirikan tidak menggunakan kata-kata yang tidak
diperlukan. Carauntuk menghemat kata adalah dengan tidak mengulangsubjek ,
tidak mamakai bentuk superordinate, tidak menggunakan katabersinonim,dan tidak
menjamakkan kata yang sudahmenggunakan bentuk jamak
5) Kelogisan
Kalimat dikatakan efektif jika dapay diterima oleh akal sehat, maksudnya,
seseorang yang membaca atau mendengarkan
itu faham dan bisa menyimpulkannya.
Contoh : taman ini dibangun setelah ratusan
rumah penduduk digusur
6) Kecermatan
Kalimat
efektif ditulissecaracermat, tepatdalam diksi sehingga tidak menimbulkan
tafsirganda. Penempatan unsur-unsurkalimat yang tepatakan membantu pembaca untuk
memahamimaknakalimat secara jelastanpamenimbulkantafsir ganda.
Contoh : mahasiswa yang berasaldari
perguruan tinggi yang terkenal itumenjadi putri Indonesia tahun ini
7) Kebervariasian
Kalimatyangefektif menunjukkanpenggunaan kalmiat yang tidak monoton. Kalimat
yang digunakan sebaiknya bervariasi dengan memanfaatkan jenis-jenis kalimat yang
ada dalam bahasa Indonesia. Selain itu, variasi dalam panjang pendek kalimat dan
penggantian unsur diawal kalimat juga menandakan ke efektifan kalimat.
Contoh : anak membutuhkan perhatian dan
kasih sayang orang tua
8) Ketegasan
Ketegasan dapat dinyatakan dengan memberi penonjolann atau penekanan
pada ide pokok kalimat. Untuk
menonjolkan atau menekankan ide pokok
dapat dilakukan cara berikut.
·
Meletakan kata yang ditonjolkan didepan kalimat.
·
Mengurutkan kata secara bertahap
·
Mempertentangkan ide yang ditonjolkan
·
Menggunakan partikel penekanan
·
Mengulang kata
9) Ketepatan
Setiap kata yang digunakan perlu dipilah secara tepat dan cermat
sehingga dapat mewakili tujuan maksud, atau pesan penulis.
10) Kebenaran
struktur
Maksudnya unsur-unsur yang digunakan dalam kalimat tidak memakai
unsuur-unsur asing atau daerah
11) Keringkasan
Dalam menulis ditemukan pemakaian kata dan kelompok yang sebenarnya
memiliki makna yang sama
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan data yang dianalisis di atas, kesalahan ejaan dan kalimat
tampak seperti hal yang lumrah terjadi di tempat-tempat umum. Data di atas hanya sebagian kecil dari
begitu banyaknya kesalahan yang terdapat tempat umum.Kesalahan berbahasa terjadi
secara sistematis kerena belum dikuasainya sistem kaidah bahasa yang
bersangkutan. Kesalahan ejaan umumnya mencakup kesalahan tanda baca, kesalahan
penggunaan kata baku, dan kesalahan
prefiks. Sedangkan kesalahan kalimat mencakup kesalahan struktur dan kesalahan
prinsip pemilihan kata.
Kesalahan-kesalahan akan terlihat jelas apabila kita menganalisis dan
mengembalikannya atau mengacu pada sistem kaidah yang berlaku. Berbahasa tidak
hanya terhenti pada aspek makna (pokoknya dimengerti).Namun, sebagai bahasa
ilmu, aspek gramatikal merupakan suatu hal yang tidak boleh
dikesampingkan.Jadi, setiap kalimat yang dibangun harus memenuhi syarat
gramatikal.
B.
Saran
Berdasarkan makalah diatas, perlu adanya
peningkatan pemahaman penulisan yang sesuai dengan kaidah EYD.Tujuannya agar
terciptanya ragam kebahasaan yang efektif, mudah dipahami, dan benar dilihat
dari struktur serta ejaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Wijayanti, Sri Haspati, dkk. 2013. Bahasa Indonesia, Penulisan dan
Penyajian Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: PT Raja Grafindo Perseda.